Site icon Sahabat Muslim

Buku Dilarang Bercanda dengan Kenangan – Aan Mansyur

Dilarang Bercanda dengan Kenangan

Dilarang Bercanda dengan Kenangan adalah ruang sunyi tempat kata-kata menjadi jendela bagi luka, cinta, dan rindu yang tak pernah benar-benar selesai. Dalam buku ini, Aan Mansyur kembali menampilkan kepiawaiannya merangkai puisi dan prosa liris yang jujur, tajam, namun tetap lembut dalam menyampaikan emosi paling personal.

JudulDilarang Bercanda dengan Kenangan
Penulis: Aan Mansyur
Genre: Puisi, prosa liris
Tahun Terbit: 2023

Deskripsi:

Dilarang Bercanda dengan Kenangan adalah ruang sunyi tempat kata-kata menjadi jendela bagi luka, cinta, dan rindu yang tak pernah benar-benar selesai. Dalam buku ini, Aan Mansyur kembali menampilkan kepiawaiannya merangkai puisi dan prosa liris yang jujur, tajam, namun tetap lembut dalam menyampaikan emosi paling personal.

Buku ini merupakan kumpulan puisi dan catatan pendek yang menyelami relung kenangan—baik yang manis maupun yang menyakitkan. Setiap halaman seperti percakapan yang intim, seolah pembaca sedang duduk berhadapan dengan penulis dan membicarakan hal-hal yang sulit d iucapkan lantang: tentang patah hati, kehilangan, kerinduan, dan perjalanan menjadi manusia yang utuh kembali.

Aan Mansyur menggunakan bahasa yang sederhana namun sarat makna, menjadikan buku ini bisa di nikmati oleh siapa saja yang pernah merasa terluka atau hanya ingin berdamai dengan masa lalu. Buku ini bukan hanya soal nostalgia, tapi juga tentang bagaimana kenangan bisa menjadi jalan pulang menuju diri sendiri—dengan segala kerumitannya.

Yang menarik dari karya ini adalah cara Aan merangkai kenangan menjadi refleksi: tidak menggurui, tidak sok bijak, tetapi jujur dan rapuh sebagaimana adanya. Pembaca tidak di paksa untuk melupakan, justru di ajak menengok kembali masa lalu, bukan untuk tinggal di sana, tapi untuk memahami dan melanjutkan hidup dengan versi diri yang lebih utuh.

Dalam dunia yang serba cepat dan bising, Dilarang Bercanda dengan Kenangan menjadi tempat singgah yang tenang—tempat di mana pembaca bisa berhenti sejenak, merangkul kenangan, dan belajar bahwa tak semua hal perlu di sembuhkan; sebagian hanya perlu diterima.

Exit mobile version